Pages

Minggu, 30 November 2014

Faktor yang Paling Penting dalam Pertumbuhan Anak yang sering di Lupakan Orang Tua


Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seorang anak dari usia 1 hari sampai usianya 1000 hari atau 3 tahun lebih. Baik itu faktor eksternal maupun faktor internal.

Faktor Eksternal  seperti lingkungan, sosial budaya, pendidikan dan faktor makanan yang di konsumsi, sedangkan faktor internal adalah faktor genetik yang dibawa oleh anak dan faktor kemampuan anak menyerap segala sesuatu untuk kemudian bisa menyesuaikan dengan lingkungan

Kita sebagai orang tua kadangkala sudah merasa memberikan yang maksimal untuk anak kita, seperti makanan yang bergizi, supplement, vitamin, pendidikan yang memadai, tapi kenapa tidak jarang pertumbuhan dan perkembangan anak kita lebih lambat dari anak-anak lain.
Apa yang kurang?, mungkin itu pertanyaan kita. 

Para orang tua sering melupakan, bahwa anak-anak kita itu punya perasaan, yang harus kita jaga, kita hargai. Anak-anak juga harus dimengerti seperti kita mengerti pasangan kita. 

Dalam kesehariannya, pada masa tumbuh kembangnya, jiwa anak-anak sering merasa tidak bebas, banyak larangan, banyak mendengar kata 'jangan', semua serba tidak boleh, disinilah jiwa anak-anak merasa terkekang, tidak bebas berekspresi, anak tidak bahagia, anak stress, yang sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan fisik si anak karena asupan makanan, vitamin sebagus apapun tidak akan memberikan efek yang maksimal buat tumbuh kembang si anak, apabila secara kejiwaan anak-anak tertekan. 

Jadi harus seperti apa kita orang tua, melihat anak kita aktif bermain, menyentuh barang-barang yang berbahaya, melakukan kegiatan-kegiatan yang berbahaya. Memberikan pengetahuan akan hal-hal baru adalah kewajiban orang tua, seperti memberitahukan kalau bermain api itu panas, bisa membakar, tapi dengan tidak melarang anak dengan kata 'Jangan'. 

Beritahukan alasan kita kenapa melarang anak menyentuh benda berbahaya, dengan menggunakan kata-kata positif, biasakan menggunakan kata-kata positif terhadap anak, karena hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri pada anak. Kata-kata yang positif, tidak mengandung perintah, atau bentakan akan membuat anak meniru perbuatan kita karena anak-anak adalah peniru yang baik Anak-anak akan tumbuh menjadi jiwa yang positif, kreatif, tidak takut mencoba, tidak takut gagal, kooperatif dan masih banyak sifat positif lainnya.

Pastinya akan sulit buat kita orang tua untuk tidak berkata 'jangan' pada anak, karena sudah seperti mendarah daging pada kita orang tua, karena mungkin kita pun dulu diperlakukan seperti itu, sudah seperti masuk dalam alam bawah sadar kita, bahwa melarang itu harus menggunakan kata "jangan". Disinilah kita harus memutus mata rantai itu, agak keturunan kita kelak menjadi pribadi yang bahagia dalam hidupnya.

Bagaimana kita orang tua menyiasati hal tersebut. Tentunya kita selaku orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anak kita, kita ingin anak kita tumbuh menjadi pribadi yang baik. Dengan mengingat anak adalah amanah dari Tuhan yang harus kita jaga dan kita pelihara, hal ini akan dapat memotivasi kita orang tua untuk mendidik dan mengarahkan anak sesulit apapun itu. Minta kerjasama pasangan dalam membentuk jiwa anak, dan diperlukan keikhlasan serta kesabaran.

Sebenarnya ini hanya masalah kebiasaan, kebiasaan mengganti kata 'jangan' dengan kata larangan yang lebih positif serta kita beri alasan kepada anak kenapa hal tersebut tidak boleh dilakukan.

Ayo ibu-ibu kita bentuk generasi penerus dengan yang memiliki jiwa kreatif, kooperatif, komunikatif, percaya diri, memiliki harga diri yang tinggi, pandai menghargai orang lain. Karena di tangan kitalah generasi penerus bangsa ini bisa menjadi pribadi yang dapat dibanggakan.Keceriaan anak adalah obat segala penyakit buat orang tua.


sumber gambar: duniaanak.org

1 komentar:

rizaleri mengatakan...

Menjadi orang tua bukan tugas yang mudah. Anda harus belajar untuk menjadi sabar, dan berusaha menyaring setiap kata yang Anda sampaikan pada anak. Selain kata-kata, Anda juga harus bisa mencontohkan sikap yang baik padanya. Nah, berikut adalah empat hal yang tidak boleh dilakukan pada anak ketika Anda sedang marah. Mari kita simak bersama!

1. Menggunakan bahasa kasar

Beberapa orang tua sering kali menggunakan bahasa kasar pada anak-anak mereka. Perilaku tersebut akan meninggalkan kesan buruk pada anak dan membuat mereka jadi keras. Pastikan Anda tidak menggunakan bahasa kasar ketika Anda sedang marah.

2. Membandingkan dengan anak lain

Sebagian orang tua sering membandingkan anak mereka dengan anak lain. Ini memiliki dampak buruk pada harga diri anak dan sangat melukai hati mereka. Sikap semacam ini tidak boleh diadopsi oleh orang tua karena akan berdampak buruk pada mental anak.

3. Membuat mereka tidak percaya diri

Hal ini terkait dengan poin sebelumnya yang berbicara tentang membuat perbandingan yang tidak rasional. Jangan mengatakan hal-hal seperti “Kamu nakal” atau “Kamu tidak mampu melakukan hal itu”. Kata-kata semacam itu bisa menurunkan rasa percaya diri anak dan hanya akan memperburuk hubungan antara Anda dan anak Anda.

4. Melakukan kekerasan fisik

Jangan sesekali melakukan ini karena Anda tidak akan membuat anak Anda jadi seorang penurut.

Inilah empat hal yang tidak boleh dilakukan pada anak ketika Anda sedang marah. Jangan biarkan kemarahan menguasai akal sehat Anda, dan mendorong Anda mencontohkan sesuatu yang tidak baik pada anak Anda.

Posting Komentar